Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Berita

Dr. Suriyanto Pd. Peran Pancasila Mampu Menyelesaikan Masalah Radikalisme

27
×

Dr. Suriyanto Pd. Peran Pancasila Mampu Menyelesaikan Masalah Radikalisme

Sebarkan artikel ini

Babel , Relasi Publik. Di penghujung tahun 2024, warga Desa Jayaratu, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya digegerkan dengan penangkapan seorang pria diduga teroris. Pria yang merupakan tamu di kawasan itu ditangkap tim Densus 88 Anti teror Polri.

Warga mengaku tak mengenal dengan sosok lelaki yang diamankan tim Densus 88 pada Jumat (27/12/2024) itu. Kepala Desa Jayaratu Rudi Kusmayadi mengatakan pria tersebut tengah bertamu di rumah salah satu warga Kampung Urug, Desa Jayaratu

Example 300x600

Penangkapan terduga teroris di Kabupaten Tasikmalaya ini, mengindikasikan bahwa paham radikalisme masih disebarkan oleh kelompok radikal meski secara sembunyi-sembunyi.

Generasi muda, sangat rentan menjadi sasaran penyebaran paham radikalisme. Persoalan ini harus disikapi dengan bijak, mengingat generasi muda adalah penerus estafet kepemimpinan bangsa.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia [DPP PWRI] dalam bincang pagi strateginews.id, Senin [30/12/2024]

Penangkapan terduga teroris di Kabupaten Tasikmalaya ini mengindikasikan bahwa kelompok-kelompok teroris masih berupaya menyebarkan paham radikalisme.

Jangan sampai anak-anak muda terpengaruh dengan paham-paham radikal karena paham radikal bukan saja bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi juga bisa merusak kehidupan rumah tangga dan masa depan pemuda,” kata Suriyanto.

Suriyanto mengungkapkan, fenomena kekerasan atas nama agama yang sering dikenal dengan radikalisme agama semakin tampak, dan akhirnya melatarbelakangi gerakan terorisme yang selalu membayangi dan menjadi permasalahan yang kini dihadapi oleh Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Pemahaman seperti ini sesungguhnya tidak disebabkan oleh faktor tunggal yang berdiri sendiri.

Dikatakan Suriyanto, faktor sosial, ekonomi, lingkungan, politik bahkan pendidikan pun ikut andil dalam memengaruhi radikalisme agama. Namun demikian, radikalisme agama sering kali digerakkan oleh pemahaman keagamaan yang sempit, perasaan tertekan, hegemoni, tidak aman secara psikososial, serta ketidak adilan lokal maupun global.

Untuk menangkal paham radikalisme, pemahaman tentang Pancasila harus lebih diperkuat.

Menurut Suriyanto, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara harus menjadi dasar dari tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“ Pancasila harus menjadi acuan bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari ditengah masyarakat. Kita mungkin bisa melihat bahwa belakangan ini nilai Pancasila mulai pudar karena sedikit demi sedikit orang kurang mengetahui makna dari Pancasila tersebut, di samping itu muncul beberapa faktor radikalisme yang dilakukan oleh sebagian orang untuk mencapai tujuan tertentu tetapi dengan menggunakan cara yang salah dan merugikan orang lain bahkan ada juga yang menggunakan dengan cara kekerasan,” ungkapnya.

“ Peran Pancasila sungguh diperlukan sebagai upaya menyelesaikan masalah radikalisme yang brutal dan membabi-buta, tetapi untuk menyelesaikan masalah tersebut tidaklah mudah dan sesederhana yang kita pikirkan. Kita membutuhkan kerja keras dan konsistensi yang cukup untuk membumikan kembali ideologi Pancasila dalam menangkal radikalisme,” tuturnya.

Sebut Suriyanto, penanaman nilai-nilai Pancasila harus terus dibumikan dan diterapkan dalam kehidupan. Karena Pancasila merupakan dasar negara yang harus tertanam dalam pada diri kita sejak dini.

“ Seseorang sudah seharusnya menanamkan dan menghayati nilai-nilai pancasila mulai dari sejak dini. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki nilai-nilai luhur, budi pekerti, etika dan moral bagi setiap umat manusia di Indonesia dalam rangka merangkai rasa kebangsaan, rasa persatuan, dan kedamaian,” terangnya.

Suriyanto pun meminta kepada institusi terkait untuk menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila.
Selain itu, Suriyanto menambahkan, perlunya memupuk kembali kecintaan terhadap ideologi Pancasila, kembali pada semangat ideologi Pancasila, melaksanakan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“ Pancasila sebagai falsafah negara Indonesia yang sarat dengan budi pekerti, kearifan, kebijaksanaan dan moralitas harus diimplementasikan oleh setiap organisasi dan setiap keorganisasian agama-agama dan juga di setiap lembaga pendidikan secara berjenjang dan kampus-kampus.

Pancasila harus dijadikan pedoman dalam proses berorganisasi sebagai upaya benteng pertahanan untuk mencegah gerakan radikalisme, intoleransi, terorisme,”
ungkapnya.

“ Dengan begitu, Pancasila memiliki relevansi yang sangat tepat sekali saat ini sebagai upaya dalam merangkai rasa kebangsaan, rasa keharmonisan. Karena itu, kita hidup di negara Indonesia harus taat pada hukum dan falsafah bangsa Indonesia yang mengarahkan kita pada kebenaran,” pungkas Suriyanto.
( KS/Redaksi)

Sumber : Jagad N – Strateginews.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *