Babel, Relasi Publik. Di awal tahun 2025 pada bulan Januari, curah hujan lebat ditambah angin kencang, pada musim ini bencana Hidrometrologi dapat mengintai wilayah Bangka Selatan, Bencana hidrometeorologi (bencana alam meteorologi) adalah bencana alam yang berhubungan dengan iklim.
Bencana hidrometeorologi berupa banjir, Tanah longsor, puting beliung, gelombang pasang, dan kekeringan. Berbagai peristiwa telah menunjukkan bahwa ancaman bencana hidrometeorologi, iklim, cuaca dan bencana yang berhubungan dengan air seperti topan, kekeringan dan banjir terhitung untuk angka terbesar dari bencana alam di seluruh dunia dan mempengaruhi lebih banyak orang daripada jenis ancaman bencana alam lainnya.
DPC PWRI Bangka Selatan terus mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai fenomena masuknya musim hujan yang bersamaan dengan La Nina Lemah. Hal ini mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini berlangsung mulai November atau akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025. Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena anomali iklim global yang diakibatkan oleh suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang mendingin, lebih dingin dibandingkan biasanya.
“DPC PWRI Bangka Selatan mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi Bencana hidrometeorologi karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca, terutama bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, dataran tinggi, dan juga sepanjang bantaran sungai,” kata Ketua DPC PWRI Bangka Selatan, Abi Abdillah, saat di jumpai di kediamannya, jum’at ( 03/01/25 )
Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. Termasuk, Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan seluruh komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.
” Sebelum adanya korban jiwa yang telah terjadi di Pangkal pinang di Bulan Desember 2024 lalu tepatnya di penghujung tahun 2024, peristiwa tersebut jangan sampai terjadi di Bangka Selatan, maka dari itu kami mengingatkan kepada Pemerintah dan masyarakat untuk waspada dan siaga apa bila terjadi hujan lebat dan angin kencang,” ucapnya
Meski berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, apabila dimitigasi dengan tepat, fenomena La Nina Lemah disebutnya memiliki sejumlah peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, keberlimpahan air hujan akibat La Nina dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung ketahanan pangan dan air serta energi.
Tidak hanya itu juga, dengan langkah mitigasi yang tepat, tingginya curah hujan akibat La Nina juga bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas tampungan air di bendungan dan waduk, yang akan mendukung operasional pembangkit listrik tenaga air secara maksimum sehingga menjamin pasokan energi listrik. Masyarakat, dapat memanen air hujan atau rainwater harvesting dan digunakan saat musim kemarau tiba guna mengantisipasi kekeringan.
“Sangat penting untuk terus menjaga kualitas infrastruktur seperti bendungan dan waduk agar siap digunakan sepanjang tahun. Selain itu, optimalisasi drainase dan tampungan air harus disiapkan guna menghadapi musim kemarau berikutnya,” ujarnya
” Dengan cuaca seperti ini, kita wajib menjaga kesehatan kita, menjaga lingkungan kita, jangan membuang sampah sembarangan, kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga daerah kita, kalau bukan sekarang, kapan lagi kawan,” pungkasnya
(koset)